LAPORAN KEUANGAN INTERN DAN SEGMEN
A. LAPORAN KEUANGAN INTERN
Laporan keuangan intern adalah laporan keuangan yang diterbitkan diantara dua laporan keuangan tahunan. Laporan keuangan interim dapt disusun secara bulanan, triwulan atau periode lainnya yang kurang dari setahun dan mencakup seluruh komponen laporan keuangan sesuai standard akuntansi keuangan. Secara konseptual, laporan keuangan intern menyediakan informasi yang lebih tepat waktu tetapi kurang lengkap dibandingkan dengan laporan keuangan tahunan.
Secara umum pengendalian intern merupakan bagian dari masing-masing sistem, yang digunakan sebagai prosedur dan pedoman pelaksanaan operasional perusahaan atau organisasi tertentu. Sedangkan sistem pengendalian intern merupakan kumpulan dari pengendalian intern terintegrasi berhubungan dan saling mendukung satu dengan yang lainnya.
Dilingkungan perusahaan pengendalian intern didifinisikan sebagai suatu proses yang diberlakukan oleh pimpinan dan management secara keseluruhan, dirancang untuk memberi suatu keyakinan akan tercapainya tujuan perusahaan yang secara umum dibagi kedalam tiga kategori, yaitu:
• keefektifan dan efisiensi operasional perusahaan
• Pelaporan keuangan yang handal
• kepatuhan terhadap prosedur dan peraturan yang diberlakukan.
Suatu pengendalian intern bisa dikatakan efektif apabila ketiga kategori tujuan perusahaan tersebut dapat dicapai yaitu dengan kondisi:
• Direksi dan management mendapat pemahaman akan arah pencapaian tujuan perusahaan dengan meliputi pencapaian tujuan atau target perusahaan, termasuk juga kinerja, tingkat profitabilitas, dan keamanan sumber daya perusahaan
• Laporan keuangan yang dipublikasikan adal handal dan dapat dipercaya, yang meliputi laporan segmen maupun intern
• Prosedur dan peraturan yang ditetapkan
B. LAPORAN KEUANGAN SEGMEN
Pelaporan informasi keuangan menurut segmen diatur melalui PSAK No.5. PSAK No.5 menjelaskan pelaporan informasi keuangan menurut segmen dari suatu perusahaan, khususnya yang beroperasi dalam industri dan wilayah geografis yang berbeda. Dalam pelaporan informasi keuangan menggambarkan aktivitas masing-masing segmen industri dan enunjukkan komposisi masing-masing wilayah geografis yang dilaporkan.
C. PELAPORAN YANG DISEGMEN Untuk beroperasi secara efektif, manajer harus mempunyai informasi sebanyak-banyaknya yang tersedia baginya yang melebihi dari informasi yang diberikan oleh laporan rugi-laba semata. Beberapa jenis produk dapat menguntungkan dan beberapa lainnya tidak dapat memberikan keuntungan, beberapa daerah penjualan mungkin mempunyai komposisi penjualan yang buruk atau mungkin mengabaikan kesempatan penjualan, atau beberapa divisi produksi mungkin tidak efektif menggunakan kapasitas dan sumber daya mereka. Untuk membuka masalah ini manajer membutuhkan laporan yang memfokuskan pada segmen perusahaan.
Segmen dapat didefinisikan sebagai setiap bagian atau setiap aktivitas organisasi yang mengakibatkan manajer perlu mencari data biaya mengenai bagian atau aktivitas organisasi tersebut. Contoh: Segmen akan meliputi daerah penjualan, divisi produksi, departemen produksi, dan jenis produk.
E. KONSEP ALOKASI DASAR
Laporan yang disegmen untuk kegiatan intern disajikan secara khusus dalam bentuk kontribusi. Pedoman penentuan harga pokok yang digunakan dalam penyajian laporan ini adalah sama seperti pedoman penentuan harga pokok yang digunakan dalam penyajian laporan jenis kontribusi pada umumnya, kecuali satu hal yang tidak sama yaitu terletak pada penanganan biaya tetap. Dimana biaya tetap dibagi ke dalam dua bagian pada laporan yang disegmen yaitu direct fixed cost dan common fixed cost.
Direct fixed cost dapat didefinisikan sebagai biaya tetap yang dapat dikaitkan langsung pada segmen tertentu dan yang timbul karena adanya segmen. Sedangkan common fixed cost dapat didefinisi-kan sebagai biaya tetap yang tidak dapat dikaitkan langsung pada setiap segmen tertentu tetapi timbul karena aktivitas operasi keseluruhan.
Singkatnya ada dua pedoman yang diikuti dalam membebankan biaya ke berbagai segmen organisasi menurut pendekatan kontribusi yaitu:
1. Mengikuti pola perilaku biaya (biaya variabel dan tetap).
2. Mengikuti apakah biaya dapat ditelusuri secara langsung ke segmen yang bersangkutan atau tidak.
Ringkasnya, pelaporan yang disegmen memberi kemampuan perusahaan untuk melihat sendiri dari berbagai sudut pandang yan berbeda.
Beberapa cara untuk dapat menghasilkan data biaya dan profitabilitas meliputi:
1. Per divisi. 2. Per lini produk. 3. Per daerah penjualan. 4. Per daerah desa. 5. Per operasi dalam negeri dan luar negeri.
Untuk mengilustrasikan bagaimana penjualan total dapat dibagi ke dalam lebih dari satu susunan segmen.
Berikut contoh kasusnya 1
Telemania Company menjual dua produk, yaitu produk "Big" dan "BOSS" di dua daerah penjualan, Selatan dan Pusat. Data biaya dan pendapatan masing-masing produk dan daerah penjualan adalah sebagai berikut:
1. Harga jual, biaya variabel, dan kontribusi margin per satuan:
BIG BOSS
Harga jual per satuan $ 10 $ 6
Biaya variabel per satuan 6 4
Contribusi margin per satuan 4 2
2. Penjualan dalam satuan selama tahun 1997:
DAERAH PENJUALAN PENJUALAN TOTAL
SELATAN PUSAT
Penjualan produk BIG 3.000 7.000 10.000
Penjualan produk BOSS 6.000 9.000 15.000
3. Biaya tetap yang terjadi selama tahun 1997:
JENIS PRODUK DAERAH PENJUALAN
BIG BOSS SELATAN PUSAT
Biaya produksi tetap $ 8.000 $ 6.000
Biaya penjualan tetap $ 12.000 $10.000
Biaya administrasi tetap $ 2,000 $ 1.500 $ 2.200 $ 2.300
Laporan yang disegmen menurut lini produk dan daerah penjualan sebagai berikut:
1. LAPORAN SEGMENTASI MENURUT LINI PRODUK JUMLAH PRODUK BIG PRODUK BOSS
Penjualan $ 190.000 $ 100.000 $ 90.000
(-) Biaya variabel 120.000 60.000 60.000
Contribusi margin 70.000 40.000 30.000
(-) Direct Fixed expenses:
Produksi 14.000 8.000 6.000
Administrasi 3.500 2.000 1.500
Product line segment margin $ 52.500 $ 30.000 $ 22.500
(-) Common fixed expenses:
Penjualan 22.000
Administrasi 4.500
Penghasilan neto $ 26.000
2. LAPORAN SEGMENTASI MENURUT DAERAH PENJUALAN:
DAERAH PENJUALAN JUMLAH SELATAN PUSAT
Penjualan :
- Produk BIG $ 100.000 $ 30.000 $ 70.000
- Produk BOSS 90.000 36.000 54.000
Total penjualan 190.000 66.000 124.000
(-) Biaya variabel:
- Produk BIG 60.000 18.000 42.000
- Produk BOSS 60.000 24.000 36.000
Total biaya variabel 120.000 42.000 78.000
Contribusi margin 70.000 24.000 46.000
(-) Direct fixed expenses:
- Penjualan 22.000 12.000 10.000
- Administrasi 4.500 2.200 2.300
Teritorial segmen margin 43.500 $ 9.800 $ 33.700
(-) Common fixed expenses:
- Produksi 14.000
- Administrasi 3.500
Penghasilan neto $ 26.000
CONTOH KASUS 2
PT INDAH SEJAHTERA memiliki empat segmen usaha yang ditetapkan derdasarkan industri. Berikut adalah informasi keuangan pada setiap segmen PT INDAH SEJAHTERA:
Pendapatan dari pelanggan eksternal Pendapatan antar segmen Aktiva segmen Laba(rugi)
usaha
Produk beton dan batu 150000 - 200000 25000
konstruksi 170000 200000 250000 55000
Produk kayu 40000 - 60000 -10000
Bahan bangunan 60000 50000 500000 50000
TOTAL 420000 250000 1010000 120000
Diminta: Tentukan segmen PT.INDAH SEJAHTERA yang perlu dilaporkan berdasarkan uji pendapatan 10%, aktiva 10%, dan laba usaha 10% serta apakah ada tambahan segmen laporan dengan penggunaan pengujian pendapat 75%.
UJI PENDAPAT. Uji pendapat 10% diterapkan dengan menentukan jumlah pendapatan setiap segmen industri kemudian membandingkannya dengan 10% dari gabungan pendapatan seluruh segmen industri
Pendapatan dari pelanggan eksternal Pendapatan antar segmen Nilai Uji
(10%*Rp670000) Perlukah dilaporkan?
Produk beton dan batu 150.000 > 67.000 ya
konstruksi 170.000 200.000 > 67.000 ya
Produk kayu 40.000 < 67.000 tidak
Bahan bangunan 60.000 50.000 > 67.000 ya
TOTAL 420.000 250.000
UJI AKTIVA. Uji aktiva dilakukan dengan membandingkan jumlah aktiva masing-masing segmen dengan 10% dari total aktiva semua segmen usaha.
Aktiva segmen usaha yang dapat diidentifikasi Nilai Uji
(10%*Rp1.010.000) Perlukah dilaporkan?
Produk beton dan batu 200.000 > 101.000 ya
konstruksi 250.000 > 101.000 ya
Produk kayu 60.000 < 101.000 tidak
Bahan bangunan 500.000 > 101.000 ya
TOTAL 1.010.000
UJI LABA USAHA. Dalam penerapan uji laba usaha untuk mengidentifikasi segmen yang perlu dilaporkan. Nilai absolute laba atau rugi operasi suatu segmen dibandingkan dengan 10% dari yang lebih besar antara laba operasi gabungan semua segmen usaha yang menghasilkan laba atau rugi operasi gabungan semua usaha yang merugi
Laba operasi segmen usaha Rugi operasi segmen usaha Nilai Uji
(10%*Rp130.000) Perlukah dilaporkan?
Produk beton dan batu 25.000 - > 13.000 ya
konstruksi 55.000 - > 13.000 ya
Produk kayu - 10.000 < 13.000 tidak
Bahan bangunan 50.000 - > 13.000 ya
TOTAL 130.000 10.000
Telaah Ulang Perlunya Pelaporan (Uji Pendapatan 75%). Segmen Produk kayu tidak memenuhi criteria 10% untuk semua jenis pengujian penentuan segmen yang perlu dilaporkan, sehingga segmen yang perlu dilaporkan adalah Produk beton dan kayu,Konstruksi, dan Bahan Bangunan. Selain itu segmen yang dilaporkan harus memiliki 75% dari total pendapatan konsolidasi.
Untuk contoh kasus diatas perhitungannya adalah sebagai berikut:
Pendapatan eksternal dari segmen Produk Beton dan kayu, Konstruksi dan Bahan Bangunan adalah Rp 380.000. Sedangkan nilai uji adalah Rp 315.000, didapat dari Rp 420.000 * 75%. Karena Rp 380.000 lebih desar daripada 75% dari Rp 420.000, maka tidak ada tambahan segmen yang perlu dilaporkan.
RANGKUMAN
LAPORAN SEGMEN
1. Standar Akuntansi Keuangan di dalam Pernyataan Nomor 5 menjelaskan tentang pelaporan informasi keuangan menurut segmen dari suatu perusahaan khususnya yang beroperasi dalam industri dan wilayah geografis yang berbeda.
2. Komponen utama yang dilaporkan di dalam laporan segmen, antara lain adalah pendapatan segmen, beban segmen, hasil segmen, aktiva segmen dan kewajiban segmen.
3. Segmen usaha atau segmen geografis harus diidentifikasikan sebagai segmen dilaporkan jika mayoritas pendapatannya diperoleh dari penjualan kepada pelanggan ekstern dan pendapatan yang berasal dari penjualan kepada pelanggan ekstern dan dari transaksi dengan segmen lainnya berjumlah 10 persen atau lebih dari total pendapatan, baik ekstern maupun intern, dari seluruh segmen; atau hasil segmennya, apakah laba atau rugi, berjumlah 10 persen atau lebih dari hasil gabungan seluruh segmen yang mengalami laba atau hasil gabungan seluruh segmen yang mengalami rugi, mana yang lebih besar dalam jumlah absolutnya atau aktivanya berjumlah 10% atau lebih dari total aktiva seluruh segmen
LAPORAN INTERN
1. Standar Akuntansi Keuangan (SAK) Pernyataan Nomor 3 menjelaskan pengertian laporan keuangan interim adalah laporan keuangan yang diterbitkan di antara dua laporan keuangan tahunan. Laporan keuangan didasarkan pada pandangan yang menganggap periode interim sebagai bagian yang integral dari periode tahunan.
2. Periode penyusunan laporan keuangan interim dapat secara bulanan, triwulanan atau periode lain yang kurang dari setahun dan mencakup seluruh komponen laporan keuangan sesuai SAK.
3. Komponen utama yang dilaporkan di dalam laporan keuangan interim adalah neraca, laporan laba rugi dan saldo laba interim, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.
4. Kebijakan akuntansi pada periode interim harus sama dengan kebijakan akuntansi yang diterapkan pada penyusunan laporan keuangan tahunan, antara lain dasar pengakuan pendapatan dan beban, penggolongan aktiva dan kewajiban, dan perbandingan laporan keuangan interim.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar