Minggu, 30 Mei 2010
AKUN – AKUN PERUSAHAAN DAGANG
1. Akun pembelian di sisi debit (D)
2. Akun penjualan dicatat di sisi kredit (K)
3. Akun potongan pembelian dicatat di sisi kredit (K)
4. Akun potongan penjualan dicatat di sisi Debit (D)
5. Akun retur pembelian dicatat di sisi kredit (K)
6. Akun retur penjualan dicatat di sisi debit (D)
7. Akun biaya angkut pembelian dicatat di sisi debit (D)
8. Akun biaya pengiriman dicatat di sisi debit (D)
9. Akun persediaan barang dagang dicatat di sisi debit (D)
10. Akun utang usaha dicatat di sisi kredit (K)
11. Akun piutang usaha dicatat di sisi debit (D)
12. Harga pokok penjualan dicatat di sisi debit (D)
Penjelasan akun-akun sabagai berikut:
Akun Pembelian
Akun pembelian terjadi karena perusahaan membeli barang dagang dengan tujuan untuk dijual kembali. Pembelian barang dagang ini dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu pembelian tunai, pembelian kredit, pembelian sebagian tunai dan sebagian kredit.
Untuk pembelian barang yang tidak untuk dijual kembali dicatat dalam akun berbeda. Pembelian selain barang dagang misalnya pembelian peralatan dicatat pada akun peralatan dan jika yang dibeli perlengkapan maka dicatat pada akun perlengkapan. Dokumen sumber yang diperoleh dari kegiatan pembelian tersebut adalah faktur atau kuitansi.
Akun Penjualan
Akun penjualan terjadi karena perusahaan menjual barang dagang yang diperoleh dari pemasok dan dengan tujuan untuk memperoleh laba. Penjualan dapat dilakukan dengan tunai, kredit, dan dengan sistem uang muka yang sisanya dapat diangsur, dengan diikuti syarat pembayaran dan syarat penyerahan. Dasar pencatatannya adalah faktur (jika dengan kredit) dan bukti penerimaan kas jika dengan tunai.
Akun Potongan Pembelian
Akun potongan pembelian ini terjadi karena penjual memberikan potongan kepada pembeli, dengan tujuan agar pembeli melunasi utangnya sebelum jatuh tempo atau tepat pada waktu yang telah disepakati. Selama masih dalam masa potongan, maka utang yang dibayar adalah harga faktur dikurangi dengan potongan yang diterima. Dasar pencatatannya adalah kuitansi atau faktur yang distempel lunas.
Akun Potongan Penjualan
Akun potongan penjualan ini merupakan pencatatan atas potongan yang diberikan oleh penjual dengan harapan agar tagihannya dapat segera dilunasi. Potongan ini akan mengurangi tagihan yang diterima penjual sehingga jumlah yang diterima oleh penjual sebesar jumlah tagihan dikurangi dengan potongan yang diberikan. Dasar pencatatannya adalah bukti kas masuk dari pelunasan piutang yang di dalamnya dijelaskan besarnya potongan.
Akun Retur Pembelian
Akun retur pembelian ini terjadi karena pembeli mengembalikan sebagian barang yang telah dibeli atau ada sebagian yang rusak dan tidak cocok dengan pesanan. Jika pengembalian barang yang dibeli dilakukan secara tunai, maka penjual akan mengembalikan besarnya retur dengan tunai juga. Akan tetapi, jika pada waktu membeli barang itu dilakukan secara kredit, maka besarnya retur akan mengurangi harga fakturnya. Dasar pencatatannya berupa nota debit.
Akun Retur Penjualan
Akun retur penjualan terjadi karena penjual menerima kembali sebagian barang yang telah dijual karena mutunya tidak sesuai dengan pesanan. Pengembalian barang ini oleh penjual akan mengurangi tagihannya kepada pembeli. Dasar pencatatannya berupa nota kredit.
Akun Biaya Angkut
Akun biaya angkut ini terjadi ketika pembeli harus membayar ongkos agar barang yang dibeli sampai ke gudang pembeli. Dengan demikian harga perolehannya terdiri dari harga beli barang ditambah beban angkutnya. Dasar pencatatannya berupa bukti kas keluar atau kuitansi
Akun Biaya Pengiriman
Akun biaya pengiriman atau beban ini terjadi karena penjual bersedia mengirim barang dari toko (penjual) sampai di tempat pembeli. Hal ini terjadi karena pada waktu transaksi jual-beli telah dicantumkan dalam syarat penyerahan, bahwa penjual menanggung ongkos kirim. Bukti pencatatannya berupa bukti kas keluar atau kuintansi.
Akun Persediaan
Akun persediaan ini merupakan nilai persediaan barang dagang yang belum terjual pada akhir periode akuntansi, yang dicatat dengan nilai realisasi bersih (menurut SAK). Nilai realisasi bersih adalah taksiran harga penjualan dalam kegiatan normal dikurangi taksiran biaya penyelesaian dan taksiran biaya yang diperlukan untuk melaksanakan penjualan.
PERSEDIAAN
Pengertian Persediaan
Menurut Prof. Dr. Zaki Baridwan, M.Sc,. Ak (2004:149) mengemukakan :
“Secara umum istilah persediaan barang dipakai untuk menunjukkan barang-barang yang dimiliki untuk dijual kembali dan digunakan untuk memproduksi barang-barang yang akan dijual”.
Jenis-Jenis Persediaan
Bagi perusahaan dagang
1. Persediaan barang dagangan untuk menyatakan barang-barang yang dimiliki dengan tujuan akan dijual kembali dimasa yang akan datang. Barang-barang ini secara fisik tidak akan berubah sampai dengan barang-barang tersebut dijual kembali.
2. Lain-lain persediaan, seperti supplies kantor (toko), dan alat-alat pembungkus da lain sebagainya. Barang-barang ini biasanya akan dipakai (dikonsumsikan) dalam jangka waktu relatif pendek dan akan dibebankan sebagai biaya administrasi dan umum atau biaya pemasaran. Oleh karena itu biasanya terhadap jenis persediaan ini diperlakukan sebagai biaya(biaya dibayar dimuka) atau persediaan supplies.
Bagi perusahaan industri (manufaktur)
1. Persediaan bahan baku untuk menyatakan barang-barang yang dibeli atau diperoleh dari sumber alam yang dimiliki dengan tujuan untuk diolah menjadi produk jadi.
2. Persediaan produk dalam proses, meliputi barang-barang yang masih dalam pengerjaan dan memerlukan pengerjaan lebih lanjut sebelum barang itu dijual.
3. Persediaan produk jadi, meliputi semua barang-barang yang telah diselesaikan dari proses produksi dan siap untuk dijual.
4. Persediaan barang penolong, meliputi semua barang yang dimiliki untuk keperluan produksi, akan tetapi bukan merupakan bahan baku untuk membentuk produk jadi.
5. lain-lain persediaan, misalnya supplies kantor, alat-alat pembungkus.
Penentu Nilai Persediaan
Menurut Zaki Baridwan (2004:158), ada beberapa cara yang digunakan dalam menghitung harga pokok penjualan dan harga pokok persediaan akhir, antara lain :
a. Identifikasi khusus
b. Masuk Pertama Keluar Pertama(FIFO)
c. Rata-Rata Tertimbang (Weighted Average)
d. Masuk Terakhir Keluar Pertama (LIFO)
AKUNTANSI PERBANKAN
DEFINISI AKUNTANSI
Akuntansi diartikan sebagai seni pencatatan, pengklasifikasian dan peng ikhtisaran dengan cara yang sepatutnya dan dalam satuan uang atas transaksi dan kejadian yang setidak-tidaknya sebagian mempunyai sifat keuangan serta penginterpretasian hasil dari pencatatan tersebut.
TUJUAN LAPORAN BANK
Tujuan adanya laporan keuangan adalah Memberikan informasi keuangan yang dapat:
Dipercaya mengenai posisi keuangan perusahan
Dipercaya mengenai hasil usaha perusahaan selama periode akuntansi tertentu.
Membantu oihak yag berkepentingan untuk menilai atau menginterpretasikan kondisi dan potensi perusahaan disesuaikan dengan kebutuhan pihak-pihak yang berkepentingan dengan laporan keuangan yang bersangkutan.
Bentuk laporan yang dihasilkan dalam perusahaan termasuk bank terdiri dari:
1. Laporan neraca
2. laporan perhitungan laba rugi
3. Laporan perubahan posisi keuangan
Bagi bank ada laporan tambahan untuk menyimpan data yang belum mempengaruhi neraca, namun sudah harus diperhitungkan oleh pihak Bank, yaitu:
Laporan Rekening Administrasi
AKUNTANSI SUMBER DANA BANK
SUMBER DANA BANK
GAMBARAN UMUM KEGIATAN USAHA BANK
Menghimpin dana (funding)
Kegiatan ini merupakan kegiatan membeli dana dari masyarakat dengan menawarkan berbagai jenis simpanan
Menyalurkan dana (leanding)
Kegiatan ini merupakan kegiatan menjual dana yang berhasil dihimpun dari masyarakat melalui pemberian pinjaman (kredit)
Memberikan jasa-jasa lain (service)
Kegiatan penunjang untuk mendukung kelancaran kegiatan.
PENGERTIAN DAN SIFAT DANA BANK
Dana Bank adalah:
Sejumlah uang yang dimiliki dan dikuasai bank dalam kegiatan operasionalnya.
Sifat dari sumber dana
• Loanable funds
Dana tersebut dapat disalurkan lagi dalam bentuk kredit atau surat berharga.
• Unloanable funds
Dana yang hamya bias digunakan sebagai primary reserve.
• Equity funds
Dana yang dapat dialokasikan terhadap aktiva tetap.
SUMBER DANA BANK
Dana Intern
Dana yang bersumber dari dalam bank.
Contoh: modal inti
Modal pelengkap
Dana Ektern
- dana yang berasal dari masyarakat luas.
Contoh: Giro
Tabungan(Saving deposit)
Deposito
- Dana yang bersumber dari lembaga lainnya.
Contoh: Pinjaman antar bank
Pinjaman dari bank-bank luar negeri.
SBPU
Selasa, 25 Mei 2010
LAPORAN KEUANGAN INTERN DAN SEGMEN
A. LAPORAN KEUANGAN INTERN
Laporan keuangan intern adalah laporan keuangan yang diterbitkan diantara dua laporan keuangan tahunan. Laporan keuangan interim dapt disusun secara bulanan, triwulan atau periode lainnya yang kurang dari setahun dan mencakup seluruh komponen laporan keuangan sesuai standard akuntansi keuangan. Secara konseptual, laporan keuangan intern menyediakan informasi yang lebih tepat waktu tetapi kurang lengkap dibandingkan dengan laporan keuangan tahunan.
Secara umum pengendalian intern merupakan bagian dari masing-masing sistem, yang digunakan sebagai prosedur dan pedoman pelaksanaan operasional perusahaan atau organisasi tertentu. Sedangkan sistem pengendalian intern merupakan kumpulan dari pengendalian intern terintegrasi berhubungan dan saling mendukung satu dengan yang lainnya.
Dilingkungan perusahaan pengendalian intern didifinisikan sebagai suatu proses yang diberlakukan oleh pimpinan dan management secara keseluruhan, dirancang untuk memberi suatu keyakinan akan tercapainya tujuan perusahaan yang secara umum dibagi kedalam tiga kategori, yaitu:
• keefektifan dan efisiensi operasional perusahaan
• Pelaporan keuangan yang handal
• kepatuhan terhadap prosedur dan peraturan yang diberlakukan.
Suatu pengendalian intern bisa dikatakan efektif apabila ketiga kategori tujuan perusahaan tersebut dapat dicapai yaitu dengan kondisi:
• Direksi dan management mendapat pemahaman akan arah pencapaian tujuan perusahaan dengan meliputi pencapaian tujuan atau target perusahaan, termasuk juga kinerja, tingkat profitabilitas, dan keamanan sumber daya perusahaan
• Laporan keuangan yang dipublikasikan adal handal dan dapat dipercaya, yang meliputi laporan segmen maupun intern
• Prosedur dan peraturan yang ditetapkan
B. LAPORAN KEUANGAN SEGMEN
Pelaporan informasi keuangan menurut segmen diatur melalui PSAK No.5. PSAK No.5 menjelaskan pelaporan informasi keuangan menurut segmen dari suatu perusahaan, khususnya yang beroperasi dalam industri dan wilayah geografis yang berbeda. Dalam pelaporan informasi keuangan menggambarkan aktivitas masing-masing segmen industri dan enunjukkan komposisi masing-masing wilayah geografis yang dilaporkan.
C. PELAPORAN YANG DISEGMEN Untuk beroperasi secara efektif, manajer harus mempunyai informasi sebanyak-banyaknya yang tersedia baginya yang melebihi dari informasi yang diberikan oleh laporan rugi-laba semata. Beberapa jenis produk dapat menguntungkan dan beberapa lainnya tidak dapat memberikan keuntungan, beberapa daerah penjualan mungkin mempunyai komposisi penjualan yang buruk atau mungkin mengabaikan kesempatan penjualan, atau beberapa divisi produksi mungkin tidak efektif menggunakan kapasitas dan sumber daya mereka. Untuk membuka masalah ini manajer membutuhkan laporan yang memfokuskan pada segmen perusahaan.
Segmen dapat didefinisikan sebagai setiap bagian atau setiap aktivitas organisasi yang mengakibatkan manajer perlu mencari data biaya mengenai bagian atau aktivitas organisasi tersebut. Contoh: Segmen akan meliputi daerah penjualan, divisi produksi, departemen produksi, dan jenis produk.
E. KONSEP ALOKASI DASAR
Laporan yang disegmen untuk kegiatan intern disajikan secara khusus dalam bentuk kontribusi. Pedoman penentuan harga pokok yang digunakan dalam penyajian laporan ini adalah sama seperti pedoman penentuan harga pokok yang digunakan dalam penyajian laporan jenis kontribusi pada umumnya, kecuali satu hal yang tidak sama yaitu terletak pada penanganan biaya tetap. Dimana biaya tetap dibagi ke dalam dua bagian pada laporan yang disegmen yaitu direct fixed cost dan common fixed cost.
Direct fixed cost dapat didefinisikan sebagai biaya tetap yang dapat dikaitkan langsung pada segmen tertentu dan yang timbul karena adanya segmen. Sedangkan common fixed cost dapat didefinisi-kan sebagai biaya tetap yang tidak dapat dikaitkan langsung pada setiap segmen tertentu tetapi timbul karena aktivitas operasi keseluruhan.
Singkatnya ada dua pedoman yang diikuti dalam membebankan biaya ke berbagai segmen organisasi menurut pendekatan kontribusi yaitu:
1. Mengikuti pola perilaku biaya (biaya variabel dan tetap).
2. Mengikuti apakah biaya dapat ditelusuri secara langsung ke segmen yang bersangkutan atau tidak.
Ringkasnya, pelaporan yang disegmen memberi kemampuan perusahaan untuk melihat sendiri dari berbagai sudut pandang yan berbeda.
Beberapa cara untuk dapat menghasilkan data biaya dan profitabilitas meliputi:
1. Per divisi. 2. Per lini produk. 3. Per daerah penjualan. 4. Per daerah desa. 5. Per operasi dalam negeri dan luar negeri.
Untuk mengilustrasikan bagaimana penjualan total dapat dibagi ke dalam lebih dari satu susunan segmen.
Berikut contoh kasusnya 1
Telemania Company menjual dua produk, yaitu produk "Big" dan "BOSS" di dua daerah penjualan, Selatan dan Pusat. Data biaya dan pendapatan masing-masing produk dan daerah penjualan adalah sebagai berikut:
1. Harga jual, biaya variabel, dan kontribusi margin per satuan:
BIG BOSS
Harga jual per satuan $ 10 $ 6
Biaya variabel per satuan 6 4
Contribusi margin per satuan 4 2
2. Penjualan dalam satuan selama tahun 1997:
DAERAH PENJUALAN PENJUALAN TOTAL
SELATAN PUSAT
Penjualan produk BIG 3.000 7.000 10.000
Penjualan produk BOSS 6.000 9.000 15.000
3. Biaya tetap yang terjadi selama tahun 1997:
JENIS PRODUK DAERAH PENJUALAN
BIG BOSS SELATAN PUSAT
Biaya produksi tetap $ 8.000 $ 6.000
Biaya penjualan tetap $ 12.000 $10.000
Biaya administrasi tetap $ 2,000 $ 1.500 $ 2.200 $ 2.300
Laporan yang disegmen menurut lini produk dan daerah penjualan sebagai berikut:
1. LAPORAN SEGMENTASI MENURUT LINI PRODUK JUMLAH PRODUK BIG PRODUK BOSS
Penjualan $ 190.000 $ 100.000 $ 90.000
(-) Biaya variabel 120.000 60.000 60.000
Contribusi margin 70.000 40.000 30.000
(-) Direct Fixed expenses:
Produksi 14.000 8.000 6.000
Administrasi 3.500 2.000 1.500
Product line segment margin $ 52.500 $ 30.000 $ 22.500
(-) Common fixed expenses:
Penjualan 22.000
Administrasi 4.500
Penghasilan neto $ 26.000
2. LAPORAN SEGMENTASI MENURUT DAERAH PENJUALAN:
DAERAH PENJUALAN JUMLAH SELATAN PUSAT
Penjualan :
- Produk BIG $ 100.000 $ 30.000 $ 70.000
- Produk BOSS 90.000 36.000 54.000
Total penjualan 190.000 66.000 124.000
(-) Biaya variabel:
- Produk BIG 60.000 18.000 42.000
- Produk BOSS 60.000 24.000 36.000
Total biaya variabel 120.000 42.000 78.000
Contribusi margin 70.000 24.000 46.000
(-) Direct fixed expenses:
- Penjualan 22.000 12.000 10.000
- Administrasi 4.500 2.200 2.300
Teritorial segmen margin 43.500 $ 9.800 $ 33.700
(-) Common fixed expenses:
- Produksi 14.000
- Administrasi 3.500
Penghasilan neto $ 26.000
CONTOH KASUS 2
PT INDAH SEJAHTERA memiliki empat segmen usaha yang ditetapkan derdasarkan industri. Berikut adalah informasi keuangan pada setiap segmen PT INDAH SEJAHTERA:
Pendapatan dari pelanggan eksternal Pendapatan antar segmen Aktiva segmen Laba(rugi)
usaha
Produk beton dan batu 150000 - 200000 25000
konstruksi 170000 200000 250000 55000
Produk kayu 40000 - 60000 -10000
Bahan bangunan 60000 50000 500000 50000
TOTAL 420000 250000 1010000 120000
Diminta: Tentukan segmen PT.INDAH SEJAHTERA yang perlu dilaporkan berdasarkan uji pendapatan 10%, aktiva 10%, dan laba usaha 10% serta apakah ada tambahan segmen laporan dengan penggunaan pengujian pendapat 75%.
UJI PENDAPAT. Uji pendapat 10% diterapkan dengan menentukan jumlah pendapatan setiap segmen industri kemudian membandingkannya dengan 10% dari gabungan pendapatan seluruh segmen industri
Pendapatan dari pelanggan eksternal Pendapatan antar segmen Nilai Uji
(10%*Rp670000) Perlukah dilaporkan?
Produk beton dan batu 150.000 > 67.000 ya
konstruksi 170.000 200.000 > 67.000 ya
Produk kayu 40.000 < 67.000 tidak
Bahan bangunan 60.000 50.000 > 67.000 ya
TOTAL 420.000 250.000
UJI AKTIVA. Uji aktiva dilakukan dengan membandingkan jumlah aktiva masing-masing segmen dengan 10% dari total aktiva semua segmen usaha.
Aktiva segmen usaha yang dapat diidentifikasi Nilai Uji
(10%*Rp1.010.000) Perlukah dilaporkan?
Produk beton dan batu 200.000 > 101.000 ya
konstruksi 250.000 > 101.000 ya
Produk kayu 60.000 < 101.000 tidak
Bahan bangunan 500.000 > 101.000 ya
TOTAL 1.010.000
UJI LABA USAHA. Dalam penerapan uji laba usaha untuk mengidentifikasi segmen yang perlu dilaporkan. Nilai absolute laba atau rugi operasi suatu segmen dibandingkan dengan 10% dari yang lebih besar antara laba operasi gabungan semua segmen usaha yang menghasilkan laba atau rugi operasi gabungan semua usaha yang merugi
Laba operasi segmen usaha Rugi operasi segmen usaha Nilai Uji
(10%*Rp130.000) Perlukah dilaporkan?
Produk beton dan batu 25.000 - > 13.000 ya
konstruksi 55.000 - > 13.000 ya
Produk kayu - 10.000 < 13.000 tidak
Bahan bangunan 50.000 - > 13.000 ya
TOTAL 130.000 10.000
Telaah Ulang Perlunya Pelaporan (Uji Pendapatan 75%). Segmen Produk kayu tidak memenuhi criteria 10% untuk semua jenis pengujian penentuan segmen yang perlu dilaporkan, sehingga segmen yang perlu dilaporkan adalah Produk beton dan kayu,Konstruksi, dan Bahan Bangunan. Selain itu segmen yang dilaporkan harus memiliki 75% dari total pendapatan konsolidasi.
Untuk contoh kasus diatas perhitungannya adalah sebagai berikut:
Pendapatan eksternal dari segmen Produk Beton dan kayu, Konstruksi dan Bahan Bangunan adalah Rp 380.000. Sedangkan nilai uji adalah Rp 315.000, didapat dari Rp 420.000 * 75%. Karena Rp 380.000 lebih desar daripada 75% dari Rp 420.000, maka tidak ada tambahan segmen yang perlu dilaporkan.
RANGKUMAN
LAPORAN SEGMEN
1. Standar Akuntansi Keuangan di dalam Pernyataan Nomor 5 menjelaskan tentang pelaporan informasi keuangan menurut segmen dari suatu perusahaan khususnya yang beroperasi dalam industri dan wilayah geografis yang berbeda.
2. Komponen utama yang dilaporkan di dalam laporan segmen, antara lain adalah pendapatan segmen, beban segmen, hasil segmen, aktiva segmen dan kewajiban segmen.
3. Segmen usaha atau segmen geografis harus diidentifikasikan sebagai segmen dilaporkan jika mayoritas pendapatannya diperoleh dari penjualan kepada pelanggan ekstern dan pendapatan yang berasal dari penjualan kepada pelanggan ekstern dan dari transaksi dengan segmen lainnya berjumlah 10 persen atau lebih dari total pendapatan, baik ekstern maupun intern, dari seluruh segmen; atau hasil segmennya, apakah laba atau rugi, berjumlah 10 persen atau lebih dari hasil gabungan seluruh segmen yang mengalami laba atau hasil gabungan seluruh segmen yang mengalami rugi, mana yang lebih besar dalam jumlah absolutnya atau aktivanya berjumlah 10% atau lebih dari total aktiva seluruh segmen
LAPORAN INTERN
1. Standar Akuntansi Keuangan (SAK) Pernyataan Nomor 3 menjelaskan pengertian laporan keuangan interim adalah laporan keuangan yang diterbitkan di antara dua laporan keuangan tahunan. Laporan keuangan didasarkan pada pandangan yang menganggap periode interim sebagai bagian yang integral dari periode tahunan.
2. Periode penyusunan laporan keuangan interim dapat secara bulanan, triwulanan atau periode lain yang kurang dari setahun dan mencakup seluruh komponen laporan keuangan sesuai SAK.
3. Komponen utama yang dilaporkan di dalam laporan keuangan interim adalah neraca, laporan laba rugi dan saldo laba interim, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.
4. Kebijakan akuntansi pada periode interim harus sama dengan kebijakan akuntansi yang diterapkan pada penyusunan laporan keuangan tahunan, antara lain dasar pengakuan pendapatan dan beban, penggolongan aktiva dan kewajiban, dan perbandingan laporan keuangan interim.
Rabu, 19 Mei 2010
ESTIMASI TINGKAH LAKU BIAYA
Perilaku biaya merupakan pola perubahan biaya dalam kaitannya dengan perubahan kegiatan perusahan, seperti volume produksi, volume penjualandan sebagainya. Atas dasar hal tersebut biaya digolongkan atas:
Biaya Variabel yaitu biaya yang totalnya selalu berubah secara proporsional dengan prubahan volume kegiatan perusahaan.
Contoh:
Biaya bahan baku
Biaya tenaga kerja langsung
Biaya tetap yaitu biaya yang dalam jarak kapasitas tertentu totalnya tetap,meskipu volume kegiatan perusahaan berubah.
Contoh:
Biaya penyusutan
Biaya gaji pimpinan dsb.
Biaya semi variabel yaitu biaya yang totalnya berubah tetapi tidak proporsional dengan perubahan tingkat volume kegiatan perusahaan.
Biaya semi tetap yaitu biaya yang pada tahapan tertentu tetap jumlahnya, namun bila setelah tahapan tertentu jumlahnya melonjak dlam jumlah tertentu.
Untuk keperluan pengendalian biaya maka biaya harus dikelompokkan pada biaya tetap dan biaya variabel, untuk itu biaya semi tetap dan semi variabel harus dipisahkan sehingga menjadi biaya tetap dan biaya variabel dengan menggunakan pendekatan analisis biaya masa lalu, dengan beberapa metode yaitu:
Metode titik tertinggi dan titik terendah ( High and Low Point Method)
Metode biaya berjaga ( Stand by Cost Method)
Metode Kuadrat Terkecil ( Least-square Method)
LEASING
DEFINISI LEASING
Adalah suatu penetapan yang memberikan kepada suatu perusahaan untuk menggunakan dan mengendalikan aktiva –aktiva modal tanpa menerima hak atas aktiva-aktiva tersebut.
DEFINISI LEASE
Adalah persetujuan tertulis yang memberikan kesempatan penggunaan aktiva – aktiva selama periode tertentu.
Lease ditanda tangani oleh pemilik aktiva (lessor) dan pemakai aktiva (lessee)
Leasing dikenal di Indonesia tahun 1974 berdasarkan Sk. Menkeu, Menteri Perinustrian dan mentri Perdagangan No.Kep.122/MK/IV/2.1974; No.32/M/SK/2/1974 dan No.30/Kpt/I/1974 tanggal 7 Februari 1974 tentang perizinan usaha leasing.
PENGERTIAN LEASING MENURUT SK.Bersama
Setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang-barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaaan dalam jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran – pembayaran secara berkala disertai dengan hak pilih bagi perusahaan tsb untuk membeli barang-barang modal yang bersangkutan atau memperpanjang jangka waktu leasing berdasarkan nilai sisa yang telah disepakati.
JENIS-JENIS LEASING
1. OPERATING LEASE
Suatu operasi lease, dimana tidak menyatakan adanya kewajiban jangka panjang baik bagi lessor maupun leasee dan biasanya boleh dibatalkan oleh pemilik atau pengguna aktiva setelah pemberitahuan ketetapan tertentu.
2. SERVICE LEASE
Lessor menyadiakan baik pembiayaan maupun service atas aktiva-aktiva selama periode lease.
Misal : Sewa computer, foto copy
3. FINANCIAL LEASE
Suatu lease jangka panjang atas aktiva-aktiva tetap yang tidak boleh dibatalkan oleh kedua belah pihak.
CIRI-CIRI UTAMA FINANCIAL LEASE
1. Kewajiban yang pasti, tidak dapat dibatalkan dan serupa dengan persyaratan untuk membayar bunga utang.
2. Periode jangka panjang (5-10tahun)
3. Peralatan lease diamortisasi secara penuh
4. Keuntungan selama periode lease ( Total pembayaran lease daripada harga perolehan aktiva)
MANFAAT LEASING
1 . Menghemat modal
2. Flexible
3. Sebagai sumber dana
4. Menguntungkan Cash Flow
5. Menciptakan keuntungan dari pengaruh inflasi (karena bersifat tetap dalam jangka menengah dan jangka panjang sehingga nilai riil akan turun jika terjadi inflasi.
6. Sarana Kredit jangka menengah dan panjang.
ANALISIS PEMILIHAN ALTERNATIF LEASING ATAU MEMBELI
Keputusan untuk membeli atau menglease akan menyangkut banyak aliran kas yang sdah umum
Membeli atau menglease tetap akan mendatangkan biaya operasi dan akan mendapatkan penghasilan.
PERENCANAAN DAN PENGAWASAN KEUANGAN
ANALISIS PULANG POKOK (BREAK EVEN POINT/BEP)
Adalah suatu pendekatan perencanaan laba yang didasarkan atas hubungan antara penjualan (penghasilan total) dengan biaya total.
Pimpinan perusahaan harus mengetahui pada volume kegiatan / produksi penjualan berapa,penghasilan penjualan dapat tetap menutup biaya total untuk menghindari kerugian.(Revenue= Total Cost disebut BEP)
Untuk analisa Pulang pokok, Biaya dibagi dalam 2 kategori yaitu:
a. Biaya Tetap (Fixed Cost)
Biaya yang dalam batas kapasitas tertentu dari perusahaan tidak berubah jumlahnya.
b. Biaya Variabel (Variabel Cost)
Biaya yang jumlahnya meningkat bersamaan dengan banyaknya jumlah unit yang diproduksi.
Asumsi –asumsi dalam analisa BEP
A. Biaya dalam perusahaaan dapat dibagi dalam golongan biaya tetap dan biaya variabel.
B. Biaya variabel per unit adalah tetap sama
C. Biaya tetap per unit berubah-ubah
D. Harga jual per unit tidak berubah selama periode analisa
E. Perusahaan memproduksi satu macam produk.
Apabila lebih maka perimbangan penghasilan penjualan antara masing-masing produk adalah tetap konstan( sales mix)
Metode Perhitungan BEP
a. Secara matematis, perhitungannya ada 2 cara:
1. Atas dasar Unit (Unit Cost)
BEP = FC
P- VC
2. Atas dasar penjualan dalam rupiah ( Total Cost)
Bep = FC
1-TVC
S
b. Menggunakan Contribution Margin (Contribution to Fixed Cost)
CM adalah bagian penghasilan penjualan yang tersedia untuk menutup biaya tetap. ( Sales-Variabel Cost). Dalam konsep ini BEP akan tercapai pada volume penjualan dimana CM=FC
1. Atas dasar Unit BEP= FC
KMU
KMU: Kontribusi Margin dalam Unit
2. Atas dasar penjualan BEP = FC
KMP
KMP: Contribusi dalam %
DECISION MAKING
Pendapatan atau biya differensial adalah pendapatan atau biaya yang berbeda dalam suatu kondisi, dibandingkan dengan kondisi-kondisi yang lain. Biaya differensial disebut juga dengan biaya relevan. Adapun karakteristik biaya relevan yaitu:
1. Merupakan biaya masa yang akan dating.
2. Berbeda diantara alternative.
Jenis biaya relevan yaitu biaya tambahan, biaya terhindarkan atau penghematan biaya tambahan dan biaya kesempatan atau penghematan biaya yang dikorbankan.
Perbedaan antara biaya relevan dan biaya penuh dapat ditinjau dari tiga aspek, yaitu:
- Sifat biaya
- Sumber data dan,
- Persepektif waktu.
Konsep biaya differensial diperlukan sebagai dasar pengambilan keputusan manajemen yang bersifat khusus, terutama yang berkaitan dengan pemilihan alternative dalam hal:
1. Menerima atau menolak pesanan penjualan khusus
2. Pengurangan atau penambahan jenis produk /departemen
3. Membuat sendiri atau membeli bahan baku produk
4. Menyewakan atau menjual fasilitas perusahan
5. Menjual atau memproses lebih lanjut hasil produksi
6. Penggantian aktiva tetap.
Minggu, 16 Mei 2010
PENENTUAN HPP DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING
ACTIVITY BASED COSTING
Activity Based Costing pada dasarnya merupakan penentuan harga pokok produk (cost good of manufactured) yang ditujukan untuk menyajikan informasi harga pokok produk secara cermat untuk kepentingan manajemen, dengan mengukur secara cermat konsumsi sumber daya dalam setiap aktivitas yang digunakan untuk menghasilkan produk.
Tujuan Activity Based Costing adalah untuk mengalokasikan biaya ke transaksi dari aktivitas yang dilaksanakan dalam suatu organisasi, dan kemudian mengalokasikan biaya tersebut secara tepat ke produk sesuai dengan pemakaian aktivitas setiap produk.
Full Costing dan variabel costing (konvensional) menitik beratkan penentuan harga pokok produk pada fase produksi saja, sedangkan untuk Activity Based Costing menitikberatkan penentuan harga pokok produk pada semua fase pembuatan produk yang terdiri dari:
1. Fase design dan pengembangan produk
Biaya design (design expenses)
Biaya pengujian (testing expenses)
2. Fase produksi
Unit level activity cost
Batch level activity cost
Product sustaining activity cost
Facility sustaining activity cost
3. Fase dukungan Logistik
Biaya iklan (advertising expenses)
Biaya distribusi (distribution expenses)
Biaya garansi produk ( product guarantee expenses)
Jumat, 14 Mei 2010
PERUSAHAAN DAGANG
Perusahaan dagang adalah perusahaan yang kegiatan usahanya melakukan transaksi pembelian barang dagang kemudian untuk dijual kembali tanpa mengubah bentuknya.
Perusahaan – perusahaan yang digolongkan sebagai perusahaan dagang antara lain adalah distributor, agen tunggal, pengecer, toko swalayan, toko serba ada, plasa, pusat-pusat perbelanjaan, atau pusat barang-barang grosir.
Adapun ciri-ciri perusahaan dagang, antara lain sebagai berikut :
1. Kegiatan usahanya melakukan pembelian barang untuk dijual kembali tanpa melakukan proses produksi (mengolah/mengubah bentuk)
2. Pendapatan pokoknya diperoleh dari penjualan barang dagang
3. Harga pokok barang yang dijual adalah : Nilai persediaan awal + pembelian bersih- Persediaan
4. Laba kotor diperoleh dari : Penjualan bersih – Harga pokok barang yang
Karakteristik dan kegiatan utama perusahaan dagang adalah sebagai berikut :
1. Melakukan transaksi pembelian barang dagang, baik secara tunai maupun kredit
2. Melakukan transaksi penjualan barang dagang, baik secara tunai maupun kredit
3. Melakukan pembayaran utang usaha yang terjadi akibat adanya berbagai transaksi dalam aktivitas perusahaan.
4. Menerima pembayaran/pelunasan piutang usaha yang terjadi akibat adanya berbagai transaksi dalam aktivitas perusahaan
5. Melakukan penyimpanan barang dagang selama belum dijual dan diserahkan kepada pembeli.
Rabu, 12 Mei 2010
Krisis Yunani Picu Profit Taking Atas Rupiah
Rabu, 12 Mei 2010 - 16:08 wib
Ilustrasi. Foto: Heru Haryono-Okezone.com
JAKARTA - Kekhawatiran pelaku pasar modal atas krisis di Eropa tampak belum surut kendati sudah dikucurkan mega bailout senilai USD1 triliun. Pelaku pasar tampaknya lebih memilih memegang safe heaven dolar AS, dan menjual mata uang lainnya termasuk rupiah.
Alhasil, rupiah pun kembali mengalami pelemahan pada perdagangan kali ini. Berdasarkan data kurs tengah Bank Indonesia (BI), Rabu (11/5/2010) rupiah melemah ke Rp9.115 per USD dibandingkan dengan sebelumnya di Rp9.073 per USD. Sementara menurut yahoofinance, rupiah melemah ke Rp9.100,5, dengan kisaran perdagangan harian di Rp9.087,5-9.145,5.
Berdasarkan riset OCBC NISP, rupiah dibuka kembali melemah pada hari ini di atas level Rp9.100 dan bergerak cukup stabil pada range Rp9.110-9.130, setelah kemarin sempat menguat hingga Rp9.060 intra day.
Sementara seperti dikutip dari Valbury Securities, defisit Yunani dan Eropa masih akan memberikan tekanan pada aset-aset berisiko hari ini.
Padahal, sejumlah data seperti gross domestic product (GDP) kuartal I-2010 Uni Eropa jika lebih baik dari perkiraannya berpotensi meredam concern pasar saat ini. Selain itu fokus pasar juga akan tertuju pada laporan inflasi kuartalan BoE, Inggris dan juga data defisit perdagangan dan anggaran AS nanti malam.(wdi)
sumber: www.okezone.com
Investasi Stabilitas Ekonomi Harus Dioptimalkan
JAKARTA, KOMPAS.com - Stabilitas ekonomi dan kebijakan fiskal yang kuat selama enam tahun terakhir membuat Indonesia memiliki momentum besar untuk berkembang dalam sepuluh tahun mendatang. Pemerintah harus mengoptimalkan modal ini untuk menarik investor asing menanamkan modal di sektor riil dengan membuat kebijakan yang lebih stabil.
Demikian disampaikan Direktur Bank Dunia untuk Indonesia Joachim von Amsberg dalam perayaan 40 tahun Perkumpulan Ekonomi Indonesia-Jerman (Ekonid) di Jakarta, Rabu (12/5/2010). Ekonid merupakan wadah pengusaha Indonesia dan Jerman yang aktif mempromosikan perdagangan dan investasi kedua negara beranggotakan 400 perusahaan dan individu.
Meski memiliki fondasi perekonomian yang mantap dan stabil, Indonesia masih belum mampu menarik investor asing. Negara dengan pasar domestik terbesar di Asia Tenggara ini masih kalah dengan Vietnam, Thailand, dan Malaysia dalam kemampuan menarik investor asing. Pertumbuhan penanaman modal asing Indonesia periode tahun 2003-2008 hanya 2 persen, sama seperti Filipina.
Amsberg memaparkan berbagai data yang menunjukkan pertumbuhan Indonesia berkat stabilitas ekonomi dan kebijakan fiskal, terutama dalam dua tahun terakhir pascakrisis keuangan global. Hal ini bisa terjadi karena Indonesia memiliki inflasi terendah sepanjang sejarah, perdagangan internasional yang rendah dengan pasar domestik yang besar, dan fondasi fiskal yang kuat.
"Indonesia telah melakukan dengan baik. Stabilitas politik, ekonomi makro, dan manajemen fiskal yang kuat menjadi proses yang terus berjalan sejak krisis," ujar Amsberg.
Indonesia pun mampu mencapai pertumbuhan ekonomi rata-rata 6 persen dalam periode 2004-2009, yang lebih baik dibandingkan Malaysia dan Thailand. Menurut Amsberg, Indonesia akan tumbuh lebih cepat dan memiliki tingkat inflasi yang moderat dalam 10 tahun mendatang dengan memanfaatkan momentum ekonomi.
Indonesia akan berkembang menjadi basis ekonomi wilayah yang bergantung pada pertumbuhan permintaan domestik. Kondisi ini yang membedakan Indonesia dengan China, yang berkembang berkat pertumbuhan ekspor.
Pemerintah harus membuat kebijakan yang tepat untuk dapat menarik investor menanamkan modal, antara lain dengan mempercepat pembangunan infrastruktur. Biaya logistik di Indonesia kini termasuk yang termahal di kawasan. Amsberg mencontohkan, ongkos pengiriman dari Pelabuhan Tanjung Priok ke Belawan berkisar 250-350 dollar AS per peti kemas, sementara dari Tanjung Priok ke Singapura hanya 180-245 dollar AS per peti kemas.
Investor kini menanti langkah pemerintah membangun infrastruktur mulai dari jalan, pasokan energi, dan penghapusan ekonomi biaya tinggi untuk merealisasikan investasi baru. Sepanjang pemerintah belum memenuhi hal itu, pengangguran akan sulit terserap dan momentum bonus demografi dengan jutaan pekerja muda yang produktif bakal lewat begitu saja.
Pengamat ekonomi dari AIR Inti Yanuar Rizky mengatakan, pemerintah harus mencari solusi yang lebih konkret untuk menciptakan lapangan kerja permanen demi m engurangi tingkat pengangguran terbuka. Jumlah penganggur terbuka Februari 2010 berkurang 0,41 persen dari Agustus 2009 hanya bersifat sementara, bukan realisasi peningkatan investasi atau ekspansi riil investor. Tingkat pengangguran terbuka Februari 2010 tercatat 8,59 juta orang, turun dari 8,96 juta orang pada Agustus 2009.
"Pertanian masih menjadi sektor utama penyerapan tenaga kerja, baik permanent maupun temporer. Pemerintah justru harus mewaspadai daya beli masyarakat yang terlihat dari penurunan arus uang kartal perbankan sebesar 24,7 persen pada Februari 2010 dibandingkan Agustus 2009," ujar Yanuar.
Penurunan pengangguran hanya karena kerja musiman tidak dapat memperbaiki rantai ekonomi karena setiap saat mereka dapat kehilangan pekerjaan. Kondisi ini tidak terjadi apabila industri manufaktur tumbuh untuk menyerap tenaga kerja muda.
Menurut Yanuar, peran intermediasi bank juga harus kembali digugat. Dana pihak ketiga perbankan Februari 2010 naik 11,6 persen dibandingkan Agustus 2009, yang kemudian dinikmati sektor keuangan semata.
"Sinyal intermediasi perbankan justru semakin (banyak) mengendap tanpa mendongkrak transaksi riil. Artinya, tidak ada penyerapan lapangan kerja sistemik dan semua pekerjaan yang tersedia hanya musiman dengan upah riil yang rendah," ujar Yanuar .
sumber: www.kompas.com
Suku Bunga Penjaminan LPS Bertahan 7%
Rabu, 12 Mei 2010, 18:52 WIB
|
Sekretaris LPS Ahmad Fajarprana dalam pesan singkatnya menyebutkan, selain penjaminan suku bunga wajar pada bank umum, ketetapan untuk penjaminan suku bunga Bank Perkreditan Rakyat (BPR) juga tidak berubah.
Suku bunga yang dijamin untuk BPR sebesar 10,25 persen, sedangkan valas 2,75 persen.
"Penetapan ini berlaku sejak 15 Mei sampai 14 September 2010," ujar Ahmad dalam pesan singkat yang diterima VIVAnews, di Jakarta, Rabu 12 Mei 2010.
Penetapan itu, menurut dia, didasarkan atas beberapa pertimbangan. Pertama, walaupun secara agregat pemulihan perekonomian global menunjukkan perkembangan positif, krisis utang di negara zona Eropa khususnya Yunani cenderung mengkhawatirkan.
Kedua, fundamental perekononomian dalam negeri masih kuat.
Ketiga, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih menunjukkan tren penguatan.
Kempat, BI rate sejak Agustus 2009 sampai Mei 2010 masih dipertahankan pada level 6,5 persen.
Kelima, beberapa indikator makro ekonomi menunjukkan telah terjadi pemulihan kondisi perekonomian, peningkatan jumlah ekspor, konsumsi masyarakat, serta keyakinan terhadap prospek ekonomi.
Keenam, perbedaan suku bunga penjaminan untuk simpanan dalam rupiah di bank umum dan BI rate sebesar 50 basis poin merupakan rentang yang dipandang wajar dan perlu tetap dipertahankan.
Ketujuh, inflasi masih konsisten pada tingkat yang relatif rendah untuk beberapa bulan ke depan dan diperkirakan masih bertahan dengan pencapaian sasaran inflasi 2010 dan 2011 sebesar 5 ± 1 persen. (hs)
arinto.wibowo@vivanews.com
• VIVAnewssumber: www.vivanews.com
IHSG Menguat Ikuti Bursa Global
Yus Ariyanto
12/05/2010 19:11
Liputan6.com, Jakarta:
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (12/5) ditutup menguat mengikuti sentimen positifnya bursa global. IHSG ditutup menguat 34,731 poin (1,23 persen) menjadi 2.847,622, mengikuti indeks LQ-45 yang naik 7,844 poin (1,45 persen) ke posisi 548,713.
Kondisi ini membuat pergerakan saham didominasi yang naik sebanyak 139 saham dibanding yang turun hanya 72, sedangkan 74 belum berubah harganya. Analis dari Valbury Asia Futures, Nico Omer Jonckheere mengatakan, bursa saham global awalnya terseret sentimen negatif euro sebelum menemukan argumen lain yang lebih positif, yaitu mundurnya Gordon Brown sebagai Perdana Menteri Inggris. "Brown mundur setelah negosiasi untuk berkoalisi dengan Partai Liberal Demokrat menemui jalan buntu," katanya.
Ia menambahkan, pesaingnya dari Partai Konservatif yaitu David Cameron dinobatkan sebagai PM Inggris yang baru. Perubahan ini direspons positif oleh bursa global karena Cameron menjanjikan pemangkasan defisit yang agresif.
Volume perdagangan mencapai 3,130 miliar saham dengan nilai Rp2,807 triliun dari 96.166 kali transaksi. Beberapa saham yang mengalami penguatan diantaranya, Gudang Garam (GGRM) naik Rp3.000 ke Rp31.400, Merck (MERK) naik Rp1.000 ke Rp73.000, Bank Mega naik Rp575 ke Rp2.875.
Sementara bursa dari kawasan Asia di antaranya, indeks Hang Seng naik 65,98 poin (0,33 persen) ke posisi 20,212, Nikkei-225 melemah 17,07 poin (0,16 persen) ke level 10.394, dan Straits Times naik 22,66 poin (0,79 persen) di posisi 2.880.(ANT)
sumber: www.liputan6.com
Arfan Yap Bano
Kepala BPS Rusman Heriawan.
10/05/2010 14:14
Sektor perdagangan tumbuh pesat seiring dengan pertumbuhan ekonomi dunia yang menuju pada pemulihan. Hal ini juga tercermin dari pertumbuhan sektor Ekspor-Impor yang cukup tinggi, yaitu tumbuh 19,6 persen atau berkontribusi terhadap pertumbuhan kuartal pertama 2010 sebesar 7,7 persen. Begitu pula dengan impor yang tumbuh sebesar 22,6 persen sehingga mampu berkontribusi 6,7 persen.
Disisi lain, konsumsi rumah tangga juga masih tumbuh 3,9 persen dan mendukung pertumbuhan 2,3 persen. Begitu pula pembentukan modal tetap bruto yang tumbuh 7,9 persen dan berkontribusi sebesar 1,8 persen.
Sedangkan konsumsi pemerintah, menurut Rusman, justru mengalami penurunan minus 8,8 persen sehingga menyumbang minus 0,6 persen untuk pertumbuhan ekonomi kuartal I ini. Lemahnya konsumsi pemerintah karena tiadanya belanja pemerintah yang besar seperti kuartal I 2009 karena adanya kegiatan pemilihan umum.(Ant/AYB)